Friday, April 18, 2025
Pengetahuan

Inilah 10 Lokasi Foto Terpopuler di Instagram Selama 2012

Instagram merilis 10 lokasi foto terpopuler yang diunggah para penggunanya selama tahun 2012. Tahukah ...

8 Jenis Kembang Api ter Indah Beserta Harganya

1. Firekrackers / Petasan Kembang api yang satu ini ga mungkin deh kalo kalian ga kenal, suaranya yang ****...

Jelajah TKP: Perayaan Heboh Ultah Ke-13 KASKUS

Di bulan November ini, forum terbesar di Indonesia, KASKUS genap berusia 13 tahun. Menggandeng AXIS, prov...

Bunga-Bunga Penuh Racun

1. OpiumOpium sebenarnya dipakai dalam dunia farmasi, namun lebih sering disalahgunakan sebagai bunga penghas...

Kenapa Kita Butuh Mimpi Dalam Tidur?

Orang mengatakan waktu dapat menyembuhkan semua luka. Itu ternyata ada benarnya. Riset terbaru dari Universit...

Unik Aneh

Wow 5 Gadget Canggih Untuk Melakukan Kejahilan

Jahil merupakan hal yang menyenangkan sekaligus menyebalkan, menyenangkan bagi yang melakukan kejahilan dan menyebalkan tentunya bagi san...

6 Grup Band Paling Unik di Dunia, Band Asal Indonesia Termasuk

1.Kiss bandKiss adalah band rock AS, yang dibentuk di New York City, Desember 1972 silam. Kiss mudah dikenali lewat aksi panggung para p...

Humor

Santa Claus Ngapain Kalo Nggak Natal

Profesi apa, ya, yang kerjanya cuma setaun sekali? Santa Claus jawabannya. Kalo Natal udah lewat, trus dia ngapain, dong? Kira-kira inilah kegiatan Santa Claus kalo lagi sepi job. Berkebun Di waktu senggangnya, ternyata Santa Claus adalah pencinta tanaman. Makanya, salah satu hobin...

Enam Perbedaan Tawuran di Jepang dan Indonesia

Dari segi teknologi dan kecerdasan, mungkin kita masih kalah sama jepang. Tetapi bukan cuma itu, bahkan dalam hal tawuran para ababil kita pun masih kurang maju dan ketinggalan. hehe1. GayaVSJepang : Gayanya keren dan rapi.Indonesia : Acak acakan dan norak.2. Geng TawuranVSJepang : kenangan sebel...

Kabel Listrik Selamatkan Kakek Dan Cucunya Dari Lahar Dingin Merapi

Related Posts

Kardiman (55) terduduk lemas beralas tikar di tenda pengungsian di lapangan Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (4/1/2011). Beberapa bagian tubuhnya tampak lebam.

Namun, di tengah kemalangan itu, Kardiman tetap merasa bersyukur. Kata tersebut bahkan berulang kali dia ucapkan. Banjir lahar dingin setinggi 2,5 meter pada Senin malam nyaris membenamkan dia dan cucunya, Kendi Putri (2,5), yang ada di dekapannya. Kardiman dan cucunya selamat setelah satu jam bergelantungan di kabel listrik yang waktu itu alirannya mati.

”Alhamdulillah! Saya tidak menyangka masih selamat,” ujar Kardiman dengan sorot mata sayu.

Pada Senin sekitar pukul 17.00, ia bersama Kendi dan tiga anaknya pulang dari pengungsian untuk menengok rumah mereka di Dusun Gempol, Desa Jumoyo. Sekitar pukul 19.00 tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah hulu Kali Putih yang alirannya hanya 15 meter di belakang rumah Kardiman.

Tiga anak Kardiman berlari ke arah persawahan. Kardiman tidak dapat bergerak segesit tiga anaknya lantaran harus menggendong Kendi. ”Kendi itu hanya bisa dekat dengan saya. Sejak kedua orangtuanya tak ada, saya yang menjadi kakek, nenek, sekaligus bapak-ibunya,” tutur Kardiman.Saat keluar rumah, aliran lahar dingin berupa air, pasir, lumpur, dan batu berkecepatan tinggi sudah mengepung rumah Kardiman dan puluhan rumah tetangganya. Suasana gelap gulita, sementara aliran lahar yang dalam hitungan menit itu semakin besar. Tak ada pilihan lain bagi Kardiman kecuali memanjat atap teras rumahnya sambil mendekap Kendi.

Sekitar 10 menit kemudian aliran lahar sudah setinggi 2 meter. Atap teras rumahnya tenggelam. Sebagian tubuh Kardiman dan Kendi pun ikut terbenam lumpur dan pasir.

Beberapa kali tubuh Kardiman dihantam batu-batu besar yang terbawa lahar. Namun, dia tidak menyerah. Digapainya apa saja yang ada di atap rumah itu. Dalam benak Kardiman hanya terpikir bagaimana agar Kendi selamat. Ia mencoba naik ke puncak atap rumah, tetapi gagal.

Pada saat-saat kritis itu tangannya dapat menggapai kawat listrik yang menjuntai dari atap rumah. Beruntung, saat itu aliran listrik mati. Dengan separuh badan terendam lahar, ia bergelantungan di kabel tersebut. ”Saya berteriak, tetapi tak ada yang bisa menolong. Suasana gelap,” tuturnya.

Nasib baik masih bersama mereka. Di tengah kegelapan itu, Ngaidi (45)—tetangga seberang rumah Kardiman—melihat tubuh Kardiman yang masih mendekap Kendi. Saat itu Ngaidi dan anaknya, Defri (16), sedang berada di atap rumah mereka untuk menyelamatkan diri. ”Saya sendiri sebenarnya juga ketar-ketir (takut dan khawatir). Tapi, melihat Pak Kardiman menggendong anak kecil, saya tak tega. Saya lalu melompat di batu-batu besar dan membawa Kendi dengan sarung ke tempat aman,” ujarnya.

Tak berapa lama, Tim Search and Rescue Magelang menyelamatkan Kardiman dan 47 warga Desa Jumoyo lain yang terjebak banjir lahar dingin. Para warga yang terjebak itu sebagian menyelamatkan diri di atap rumah, di pohon, atau berlari ke areal persawahan yang berada di lokasi lebih tinggi.

”Saya sendiri seperti antara hidup dan mati. Semula saya manjat pohon pisang, tetapi terendam juga. Terus saya melompat ke pohon petai sampai setinggi 4 meter. Waktu itu saya sudah pasrah karena pohon sepertinya mau roboh saat terkena batu besar,” kata Tarno (37), warga Dusun Gempol.


Pesan dari Author
Arga Wijaya Hardy

Terimakasih sudah membaca artikel dari blog ane gan. Semoga bermanfaat. Dan jangan lupa tinggalkan komentar agan

Tidak ada komentar:

Leave a Reply


Arsip Blog

Followers

Statistik

1156364