Curhat, Atasi Deg-degan Saat Naksir Cowok
Related Posts
Dimuat di KR 18 April 2006
Mbak Ninda, aku lagi naksir cowok. Umurnya kira-kira sepantaran sama aku, rumahnya kaya’nya deket ama rumahku. Sejak beberapa bulan ini aku mulai suka ama dia. Kami sering jalan bareng pulang sekolah, tapi kami belum saling kenal lho. Aku malu kalau ngajak kenalan duluan, malah kalau di deket dia aku grogi dan salting (salah tingkah).
Yang jadi masalah tuh, apakah yang aku rasakan sekarang ini bener rasa suka ya mbak? Dan aku pengen tahu apa dia juga punya perasaan yang sama? Mungkin nggak sih kenalan sama dia? Aku sering deg-degan mikirin dia, sampai mau tidur juga masih kepikiran. Padahal bentar lagi ujian mbak. Gimana cara ngatasin perasaan ini biar nggak ngganggu ujianku? Makasih ya mbak.
Rara, Jogja
Rara manis, masih deg-degan? Itu memang perasaan yang wajar dialami oleh remaja seperti kamu yang mulai naksir atau suka sama lawan jenis. Biasanya nih selain deg-degan, ada rasa pengen ketemu terus sama dia, berkhayal bisa sama-sama dia, pengen tahu lebih banyak tentang dia, dan pengen kelihatan spesial di matanya meski belum pernah kenal. Gara-gara pengen kelihatan spesial, kamu jadi salting, kuatir kalau dia nggak suka dengan penampilan kamu, jadi sering ngaca, dan pengen mencuri perhatian dia. Kamu rasakan seperti itu juga ya?
Kaya’nya memang kamu suka sama dia, kalau itu yang kamu tanyakan. Tapi apakah perasaan suka itu akan bertahan lama atau hanya beberapa saat, itu yang kita belum tahu. Rasa suka atau naksir memang belum tentu akan berkembang menjadi rasa cinta yang lebih besar. Bisa jadi itu hanya perasaan sesaat, yang akan hilang setelah beberapa waktu. Kok bisa hilang? Bisa Ra, mbak kasih contoh ya. Misalnya suatu ketika tiba-tiba kamu lihat dia punya kebiasaan yang menurut kamu nggak sopan atau kamu nggak sukai, seperti meludah di jalan. Waaah..begitu lihat itu bisa-bisa hilang deh rasa suka yang selama ini ada karena kamu memang nggak suka orang melakukan itu.
Kalau tentang perasaan dia sama kamu, lebih susah ditebak. Tapi coba kita bikin tes kecil ya. Pertama, coba kamu perhatikan, dia suka curi-curi pandang ke kamu nggak? Tapi jangan dipelototi terus-terusan lho..hehehe… nanti dia malah bingung kenapa kamu kok ngeliatin terus. Paling aman sih kamu jalan agak di belakangnya atau sejajar, jadi bisa ngawasin dia dengan lebih leluasa. Kebayang kan kalau kamu jalan di depannya terus bolak-balik mesti nengok ke belakang untuk cari tahu dia lagi ngeliatin kamu atau nggak? Pasti malah kelihatan banget kalau kamu lagi naksir dia.
Kedua, sesekali jalan di depannya dan jatuhkan sesuatu, misanya ballpoint. Kalau dia juga ada perhatian sama kamu, mungkin dia akan ambil ballpoint itu dan serahkan ke kamu. Tapi kalau dia nggak ambil ballpoint itu, bukan berarti dia pasti nggak suka sama kamu lho. Mungkin aja dia juga salting sehingga malah nggak berani ngambil ballpoint itu. Jadi apa perlu dilakukan berkali-kali? Nggak juga. Nanti malah kelihatan aneh kalau kamu keseringan njatuhin barang-barang di depan dia.
Oke, itu tadi tes-tes kecil yang bisa kamu lakukan. Tapi nggak menjamin kamu langsung tahu perasaannya ya. Ada cowok yang pemalu juga, sehingga nggak bisa mengekspresikan perasaannya seperti yang kita harapkan. Tapi dengan mengawasi reaksi-reaksinya, semoga ada yang bisa kamu pelajari. Misalnya, kalau dia kedapatan sering mencuri-curi pandang ke kamu, bisa jadi karena dia juga tertarik sama kamu. Atau dia sering memelankan langkah karena tahu kamu agak jauh di belakangnya, mungkin karena pengen berkomunikasi sama kamu tapi nggak tahu gimana cara memulainya.
Apakah mungkin berkenalan sama dia? Mungkin aja, tapi kalau kamu tipe pemalu, ya nggak perlu langsung memperkenalkan diri. Coba dulu dengan cara yang nggak “to the point”, misalnya kamu nanya jam berapa ke dia karena kamu nggak bawa jam tangan. Dari pertanyaan sederhana semacam ini mungkin akan terbukalah suatu komunikasi di antara kalian berdua.
Nah, sekarang masalahnya, kamu merasa bahwa perasaan deg-degan dan bayangan-bayangan tentang dia ternyata bikin susah konsentrasi belajar. Mbak senang, remaja kaya’ kamu sudah bisa menganalisa masalah yang kamu hadapi sendiri. Itu artinya kamu juga akan bisa mencari jalan keluar yang positif. Sekarang coba kamu renungkan apa keinginan atau cita-cita kamu dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek jelas kamu pengen lulus ujian, terus melanjutkan sekolah, untuk mendukung cita-cita jangka panjang. Saat bayangan cowok itu datang, kamu harus bilang sama diri sendiri untuk segera konsentrasi lagi, soalnya kalau nggak, bisa-bisa cita-cita jangka pendek pun nggak bakal kesampaian. Kamu akan malu dan sedih karena nggak lulus, bikin sedih atau marah ortu, dan mungkin juga akan bikin kamu semakin malu ketemu cowok itu. Banyak kan kerugiannya? Makanya, terus katakan pada diri sendiri kalau itu nggak perlu terjadi, sehingga menyemangati kamu juga untuk terus konsentrasi.
Kenapa mbak tekankan kamu untuk lakukan itu? Karena memang hanya kamu sendiri yang bisa mengganti ‘saluran’ di otak kamu seperti ganti-ganti saluran tv pakai remote control. Kalau di ‘saluran-1’ ada bayangan tentang cowok itu, kamu harus ganti ke ‘saluran-2’ yang ‘menayangkan’ pelajaran. Ortu bisa aja minta kamu untuk belajar di kamar biar konsentrasi, tapi kalau kamu masih tetep di ‘saluran-1’ ya nggak akan pernah bisa belajar dengan baik.
Oya, belajar-bersama atau berkelompok juga bisa membantu kamu untuk lebih konsentrasi lho, asal kamu pilih teman yang serius belajar, bukan yang malah jadi teman ngrumpi. Teman yang serius akan bikin kamu terpacu juga untuk nggak mikir yang lain-lain.
Oke Ra, semoga ujian lancar dan kamu bisa makin bangga sama diri sendiri karena bisa mengatasi masalah dengan baik. Sukses ya…
Yang jadi masalah tuh, apakah yang aku rasakan sekarang ini bener rasa suka ya mbak? Dan aku pengen tahu apa dia juga punya perasaan yang sama? Mungkin nggak sih kenalan sama dia? Aku sering deg-degan mikirin dia, sampai mau tidur juga masih kepikiran. Padahal bentar lagi ujian mbak. Gimana cara ngatasin perasaan ini biar nggak ngganggu ujianku? Makasih ya mbak.
Rara, Jogja
Rara manis, masih deg-degan? Itu memang perasaan yang wajar dialami oleh remaja seperti kamu yang mulai naksir atau suka sama lawan jenis. Biasanya nih selain deg-degan, ada rasa pengen ketemu terus sama dia, berkhayal bisa sama-sama dia, pengen tahu lebih banyak tentang dia, dan pengen kelihatan spesial di matanya meski belum pernah kenal. Gara-gara pengen kelihatan spesial, kamu jadi salting, kuatir kalau dia nggak suka dengan penampilan kamu, jadi sering ngaca, dan pengen mencuri perhatian dia. Kamu rasakan seperti itu juga ya?
Kaya’nya memang kamu suka sama dia, kalau itu yang kamu tanyakan. Tapi apakah perasaan suka itu akan bertahan lama atau hanya beberapa saat, itu yang kita belum tahu. Rasa suka atau naksir memang belum tentu akan berkembang menjadi rasa cinta yang lebih besar. Bisa jadi itu hanya perasaan sesaat, yang akan hilang setelah beberapa waktu. Kok bisa hilang? Bisa Ra, mbak kasih contoh ya. Misalnya suatu ketika tiba-tiba kamu lihat dia punya kebiasaan yang menurut kamu nggak sopan atau kamu nggak sukai, seperti meludah di jalan. Waaah..begitu lihat itu bisa-bisa hilang deh rasa suka yang selama ini ada karena kamu memang nggak suka orang melakukan itu.
Kalau tentang perasaan dia sama kamu, lebih susah ditebak. Tapi coba kita bikin tes kecil ya. Pertama, coba kamu perhatikan, dia suka curi-curi pandang ke kamu nggak? Tapi jangan dipelototi terus-terusan lho..hehehe… nanti dia malah bingung kenapa kamu kok ngeliatin terus. Paling aman sih kamu jalan agak di belakangnya atau sejajar, jadi bisa ngawasin dia dengan lebih leluasa. Kebayang kan kalau kamu jalan di depannya terus bolak-balik mesti nengok ke belakang untuk cari tahu dia lagi ngeliatin kamu atau nggak? Pasti malah kelihatan banget kalau kamu lagi naksir dia.
Kedua, sesekali jalan di depannya dan jatuhkan sesuatu, misanya ballpoint. Kalau dia juga ada perhatian sama kamu, mungkin dia akan ambil ballpoint itu dan serahkan ke kamu. Tapi kalau dia nggak ambil ballpoint itu, bukan berarti dia pasti nggak suka sama kamu lho. Mungkin aja dia juga salting sehingga malah nggak berani ngambil ballpoint itu. Jadi apa perlu dilakukan berkali-kali? Nggak juga. Nanti malah kelihatan aneh kalau kamu keseringan njatuhin barang-barang di depan dia.
Oke, itu tadi tes-tes kecil yang bisa kamu lakukan. Tapi nggak menjamin kamu langsung tahu perasaannya ya. Ada cowok yang pemalu juga, sehingga nggak bisa mengekspresikan perasaannya seperti yang kita harapkan. Tapi dengan mengawasi reaksi-reaksinya, semoga ada yang bisa kamu pelajari. Misalnya, kalau dia kedapatan sering mencuri-curi pandang ke kamu, bisa jadi karena dia juga tertarik sama kamu. Atau dia sering memelankan langkah karena tahu kamu agak jauh di belakangnya, mungkin karena pengen berkomunikasi sama kamu tapi nggak tahu gimana cara memulainya.
Apakah mungkin berkenalan sama dia? Mungkin aja, tapi kalau kamu tipe pemalu, ya nggak perlu langsung memperkenalkan diri. Coba dulu dengan cara yang nggak “to the point”, misalnya kamu nanya jam berapa ke dia karena kamu nggak bawa jam tangan. Dari pertanyaan sederhana semacam ini mungkin akan terbukalah suatu komunikasi di antara kalian berdua.
Nah, sekarang masalahnya, kamu merasa bahwa perasaan deg-degan dan bayangan-bayangan tentang dia ternyata bikin susah konsentrasi belajar. Mbak senang, remaja kaya’ kamu sudah bisa menganalisa masalah yang kamu hadapi sendiri. Itu artinya kamu juga akan bisa mencari jalan keluar yang positif. Sekarang coba kamu renungkan apa keinginan atau cita-cita kamu dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek jelas kamu pengen lulus ujian, terus melanjutkan sekolah, untuk mendukung cita-cita jangka panjang. Saat bayangan cowok itu datang, kamu harus bilang sama diri sendiri untuk segera konsentrasi lagi, soalnya kalau nggak, bisa-bisa cita-cita jangka pendek pun nggak bakal kesampaian. Kamu akan malu dan sedih karena nggak lulus, bikin sedih atau marah ortu, dan mungkin juga akan bikin kamu semakin malu ketemu cowok itu. Banyak kan kerugiannya? Makanya, terus katakan pada diri sendiri kalau itu nggak perlu terjadi, sehingga menyemangati kamu juga untuk terus konsentrasi.
Kenapa mbak tekankan kamu untuk lakukan itu? Karena memang hanya kamu sendiri yang bisa mengganti ‘saluran’ di otak kamu seperti ganti-ganti saluran tv pakai remote control. Kalau di ‘saluran-1’ ada bayangan tentang cowok itu, kamu harus ganti ke ‘saluran-2’ yang ‘menayangkan’ pelajaran. Ortu bisa aja minta kamu untuk belajar di kamar biar konsentrasi, tapi kalau kamu masih tetep di ‘saluran-1’ ya nggak akan pernah bisa belajar dengan baik.
Oya, belajar-bersama atau berkelompok juga bisa membantu kamu untuk lebih konsentrasi lho, asal kamu pilih teman yang serius belajar, bukan yang malah jadi teman ngrumpi. Teman yang serius akan bikin kamu terpacu juga untuk nggak mikir yang lain-lain.
Oke Ra, semoga ujian lancar dan kamu bisa makin bangga sama diri sendiri karena bisa mengatasi masalah dengan baik. Sukses ya…
Tidak ada komentar: