Ramalan Sam Ratulangi Terbukti
Related Posts

Dalam pemaparan disertasinya, Sinyo mengatakan, Sam Ratulangi merupakan putra Minahasa, Sulawesi Utara. Sebagai seorang futuris, Ratulangi telah memberikan pemikiran tentang pentingnya posisi wilayah Asia Pasifik dalam percaturan perdagangan internasional.
“Pembuktian dari pemikiran Sam Ratulangi saat ini ternyata memang benar bahwa 60 persen kontainer dunia berada di Asia Pasifik dan 50 persen pertumbuhan ekonomi dunia juga ada di Asia Pasifik," kata Sinyo dalam ujian terbuka promosi doktor di Sekolah Pascasarjana UGM.
Di hadapan tim penguji yang dipimpin Dekan Isipol Prof Dr Pratikno, Sinyo juga menegaskan relevansi konsep pemikiran Sam Ratulangi tentang pembangunan geostrategik merupakan kebijakan dan strategi pembangunan yang tidak hanya bermotif keuntungan secara ekonomis semata. Namun, konsep itu juga memiliki tujuan politik strategis, yaitu pembangunan yang mampu membawa kejayaan negara di berbagai bidang.
“Selama ini, konsep pembangunan lebih berbasis daratan, maka sudah saatnya menerapkan konsep pembangunan yang sesuai dengan kondisi geografis bangsa, yakni pembangunan wilayah berbasis kepulauan atau pesisir,” kata Sinyo seperti dilansir laman UGM.
Sebagai gubernur, ia menambahkan, butir-butir pemikiran Sam Ratulangi tentang geografi ekonomi dan geopolitik diwujudkan dalam penyusunan roadmap pembangunan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik melalui pengembangan multi-Gate System, antara lain menjadikan pelabuhan Samudera Bitung dan Bandara Sam Ratulangi menjadi International Hub-Port (IHP), yang berfungsi sebagai Cargo Consolidation Center (CCC) dan Cargo Distribution Center (CDC).
Ketua tim penguji, Prof Dr Pratikno menyebutkan Sinyo Harry Sarundajang merupakan doktor ke-1.347 yang diluluskan dari Universitas Gadjah Mada. Selain itu, Sinyo dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude.
Prof Dr Ichlasul Amal, MA, selaku promotor menyampaikan agar Sinyo Harry Sarundajang yang berhasil meraih gelar akademis tertinggi di universitas memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya di tengah masyarakat. “Sebagai ilmuwan, Saudara harus memegang etika seorang ilmuwan dalam berpikir dan bertindak,” kata Amal.
Tampak hadir Menkokesra Agung Laksono, pendiri dan mantan panglima Laskar Jihad Ahlusunnah Wal Jamaah, Ja’far Umar Thalib, dan jajaran pejabat di lingkungan pemerintah se-Sulawesi Utara. (art)
Tidak ada komentar: