Kehidupan Hakim, dari Tinggal di Kos-Kosan Sampai Jualan Baju
Related Posts
JAKARTA- Seorang Hakim dituntut untuk profesional dalam mengadili setiap perkara di pengadilan. Namun, godaan untuk menerima suap terkadang mampu menggoyahkan profesionalisme seorang hakim. Akibatnya, banyak hakim yang diduga bermain kasus dengan alasan demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
Salah satu faktor yang membuat hakim berbuat nakal ialah minimnya kesejahteraan para hakim. Sebab itu, sejumlah hakim yang tergabung dalam Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) menuntut agar pemerintah meningkatkan kesejahteraan para hakim di Indonesia.
Senin (9/4/2012), puluhan hakim mendatangi Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan terakhir Komisi Yudisial (KY) untuk sekedar berkeluh kesah mengenai nasibnya.
Di kantor Komisi Yudisial, Abdurahman, seorang Hakim Pengadilan Agama (PA) Sambas mengungkapkan keluhannya atas kesejahteraan yang tak kunjung membaik.
Abdurahman mengatakan, selama puluhan tahun bekerja menjadi hakim dia bisa belum memiliki rumah sendiri. “Saya masih tinggal di rumah kos bersama istri dan anak. Tidak itu saja gaji saya selama sebulan tak cukup untuk membiayai keluarga,” katanya.
Abdurahman mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dia pun terpaksa nyambi dengan berjualan baju. "Selama saya jadi hakim saya belum sama sekali menikmati kesejahteraan,” ujarnya.
Tak hanya Abdurahman, Syaiful, Hakim Pengadilan Agama Sijunjung Sumatera Barat juga mengungkapkan keluh kesahnya. Dia menginginkan agar hakim sebagai pejabat negara tak dipandang sebelah mata.
Salah satu faktor yang membuat hakim berbuat nakal ialah minimnya kesejahteraan para hakim. Sebab itu, sejumlah hakim yang tergabung dalam Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) menuntut agar pemerintah meningkatkan kesejahteraan para hakim di Indonesia.
Senin (9/4/2012), puluhan hakim mendatangi Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan terakhir Komisi Yudisial (KY) untuk sekedar berkeluh kesah mengenai nasibnya.
Di kantor Komisi Yudisial, Abdurahman, seorang Hakim Pengadilan Agama (PA) Sambas mengungkapkan keluhannya atas kesejahteraan yang tak kunjung membaik.
Abdurahman mengatakan, selama puluhan tahun bekerja menjadi hakim dia bisa belum memiliki rumah sendiri. “Saya masih tinggal di rumah kos bersama istri dan anak. Tidak itu saja gaji saya selama sebulan tak cukup untuk membiayai keluarga,” katanya.
Abdurahman mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dia pun terpaksa nyambi dengan berjualan baju. "Selama saya jadi hakim saya belum sama sekali menikmati kesejahteraan,” ujarnya.
Tak hanya Abdurahman, Syaiful, Hakim Pengadilan Agama Sijunjung Sumatera Barat juga mengungkapkan keluh kesahnya. Dia menginginkan agar hakim sebagai pejabat negara tak dipandang sebelah mata.
news.okezone.com/kehidupan-hakim-dari-tinggal-di-kos-kosan-sampai-jualan-baju/
Tidak ada komentar: