Perempuan Jangkung Lebih Beresiko Kanker
Related Posts
Penelitian memperlihatkan ada korelasi antara tinggi badan dengan penyakit kanker. Orang yang memiliki tinggi badan lebih, memiliki potensi terjangkit penyakit kanker. Baik itu kanker secara umum, atau yang mematikan.
Menurut penelitian Universitas Oxford, resiko perempuan terjangkit kanker pun bertambah 16 persen untuk pertambahan tinggi 10 sentimeter. Dari perempuan yang memiliki tinggi badan 5 kaki 9 inci (atau sekitar 174 sentimeter), tercatat lebih dari 33 persen mengidap kanker daripada mereka yang hanya memiliki tinggi sekitar 5 kaki (atau sekitar 152 sentimeter).
Penelitian yang ada di The Lancet Oncology memperlihatkan, setidaknya perempuan jangkung memiliki resiko lebih besar mengidap salah satu dari 10 jenis kanker. Antara lain adalah, kanker payudara, kanker usus, kanker ovarium, kanker ginjal, kanker ovarium, kanker rahim, dan leukimia.
Penelitian yang dipimpin Dr Jane Green menemukan, tiap pertambahan 4 inci (atau sekitar 10,16 sentimeter) resiko kanker payudara dan kanker ovarium meningkat 17 persen. Sedangkan untuk kanker rahim sebesar 19 persen.
Hingga saat ini belum diketahui alasan pasti hubungan tinggi badan dengan penyakit kanker. Para peneliti ini menduga salah satu alasannya adalah perempuan jangkung cenderung memulai pubertas lebih awal, dan tubuh mereka mulai memproduksi sejumlah besar hormon estrogen. Hormon ini memang dikenal sebagai pemicu pertumbuhan tumor.
Selain itu, para peneliti juga menduga orang jangkung memiliki lebih banyak sel di dalam tubuh mereka. Ini memungkinkan salah satunya memiliki kesempatan lebih tinggi untuk menjadi kanker.
"Tentu saja orang-orang tidak bisa mengubah tinggi mereka. Dan menjadi lebih tinggi pun bisa mengurangi resiko mereka terhadap hal lain, misalnya penyakit jantung," kata Jane Green.
Sedangkan Direktur Informasi Kesehatan dari Penelitian Kanker Inggris Raya (Cancer Research UK), sara Hiom, mengatakan perempuan jangkung tidak perlu khawatir dengan penelitian ini.
"Banyak orang memiliki tidak memiliki tinggi di atas rata-rata, dan tinggi mereka hanya memiliki dampak kecil terhadap resiko kanker," ujar Sara Hiom. "Penelitian ini memperlihatkan hubungan tinggi dan kanker, yang dapat membuka jalan penelitian-penelitian lain untuk membantu kita memahami ini," lanjutnya. | Daily Mail/The Guardian
sumber
Menurut penelitian Universitas Oxford, resiko perempuan terjangkit kanker pun bertambah 16 persen untuk pertambahan tinggi 10 sentimeter. Dari perempuan yang memiliki tinggi badan 5 kaki 9 inci (atau sekitar 174 sentimeter), tercatat lebih dari 33 persen mengidap kanker daripada mereka yang hanya memiliki tinggi sekitar 5 kaki (atau sekitar 152 sentimeter).
Penelitian yang ada di The Lancet Oncology memperlihatkan, setidaknya perempuan jangkung memiliki resiko lebih besar mengidap salah satu dari 10 jenis kanker. Antara lain adalah, kanker payudara, kanker usus, kanker ovarium, kanker ginjal, kanker ovarium, kanker rahim, dan leukimia.
Penelitian yang dipimpin Dr Jane Green menemukan, tiap pertambahan 4 inci (atau sekitar 10,16 sentimeter) resiko kanker payudara dan kanker ovarium meningkat 17 persen. Sedangkan untuk kanker rahim sebesar 19 persen.
Hingga saat ini belum diketahui alasan pasti hubungan tinggi badan dengan penyakit kanker. Para peneliti ini menduga salah satu alasannya adalah perempuan jangkung cenderung memulai pubertas lebih awal, dan tubuh mereka mulai memproduksi sejumlah besar hormon estrogen. Hormon ini memang dikenal sebagai pemicu pertumbuhan tumor.
Selain itu, para peneliti juga menduga orang jangkung memiliki lebih banyak sel di dalam tubuh mereka. Ini memungkinkan salah satunya memiliki kesempatan lebih tinggi untuk menjadi kanker.
"Tentu saja orang-orang tidak bisa mengubah tinggi mereka. Dan menjadi lebih tinggi pun bisa mengurangi resiko mereka terhadap hal lain, misalnya penyakit jantung," kata Jane Green.
Sedangkan Direktur Informasi Kesehatan dari Penelitian Kanker Inggris Raya (Cancer Research UK), sara Hiom, mengatakan perempuan jangkung tidak perlu khawatir dengan penelitian ini.
"Banyak orang memiliki tidak memiliki tinggi di atas rata-rata, dan tinggi mereka hanya memiliki dampak kecil terhadap resiko kanker," ujar Sara Hiom. "Penelitian ini memperlihatkan hubungan tinggi dan kanker, yang dapat membuka jalan penelitian-penelitian lain untuk membantu kita memahami ini," lanjutnya. | Daily Mail/The Guardian
sumber
Tidak ada komentar: