BAI News

Cara Mengemudi Hemat BBM

Related Posts

Mungkin di antara kita tidak banyak yang menyadari bahwa cara mengemudi yang tepat dapat menghemat Bahan Bakar Minyak (BBM). Padahal cara mengemudi yang tepat sangat dapat menekan konsumsi BBM dan tentunya akan menghemat pengeluaran. Berikut beberapa kiat mengemudi kendaraan yang dapat menghemat bahan bakar yang berhasil dihimpun oleh Berbagi Berbagai Hal.
Menghidupkan dan Mematikan Mesin Kendaraan

Memanasi kendaraan tidak perlu terlalu lama, karena kendaraan dan pelumas dengan teknologi terbaru tidak lagi memerlukan pemanasan terlalu lama. Matikan mesin jika memungkinkan, semisal saat berhenti menunggu pada palang pintu perlintasan kereta api, lampu lalu lintas atau saat anda menunggu seseorang. Kemudian ketika anda mencoba menghidupkan kendaraan setelahnya, jangan tekan pedal gas. Selain itu, jika anda berhenti di tanjakan, gunakan selalu rem tangan.

Memindahkan Gigi Transmisi Sesegera Mungkin

Pindahkan gigi sebelum jarum RPM mencapai angka 2500 untuk kendaraan berbahan bakar Bensin dan LPG, dan RPM 2000 pada kendaraan bermesin diesel. Dengan menggunakan putaran mesin yang rendah maka konsumsi bahan bakar pun akan berkurang. Beban kerja yang berat pada mesin untuk menghasilkan tenaga akan menjadi pemborosan ketika seorang pengemudi tidak dapat menyesuaikannya dengan penggunaan gigi transmisi yang tepat, tenaga yang besar tidak menjadi maksimal ketika tersalurkan kepada roda-roda penggerak, seharusnya putaran mesin yang dihasilkan tidak terlalu banyak terhambat oleh gigi transmisi bersambung mulus ke roda-roda.

Menggunakan RPM Rendah

Ambil contoh mobil yang digunakan bermesin 4 tak 4 silinder. Mesin ini memerlukan 4 langkah untuk mencapai 1 siklus mesin, yakni langkah isap (campuran O2 dan bahan bakar masuk silinder), kompresi, ekspansi, dan buang. Dalam satu siklus, bahan bakar akan dikonsumsi tiap silinder hanya pada langkah isap. Kalau sekali langkah isap membutuhkan 1 tetes bahan bakar, maka mesin 4 silinder mengkonsumsi 4 tetes bahan bakar pada setiap siklus.

Pada mesin tadi setiap siklus diselesaikan dalam 2 putaran (720 derajat). Andai mesin bekerja pada putaran 2.000 RPM, sesungguhnya hanya terjadi 1.000 siklus per menit. Jika pada setiap siklus bahan bakar yang dikonsumsi 4 tetes, maka dalam 1 menit mesin akan menghabiskan 4.000 tetes bahan bakar (1.000 x 4 tetes). Dan jika putaran mesin ditingkatkan menjadi 4.000 RPM, bahan bakar yang dibakar akan bertambah menjadi 8.000 tetes. Jadi, semakin tinggi putaran mesin, semakin banyak pula konsumsi bahan bakarnya.

Jumlah silinder juga berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Pada mesin 4 tak 6 silinder misalnya, konsumsi bahan bakarnya akan menjadi 6 tetes/siklus. Pada putaran 2.000 RPM, mesin memerlukan bahan bakar 6.000 tetes/menit (1.000 x 6 tetes). Jika putarannya naik menjadi 4.000 RPM, maka bahan bakar yang dikonsumsi menjadi 12.000 tetes/menit.

Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar adalah volume silinder. Secara umum, mesin berkapasitas silinder kecil lebih irit ketimbang yang berkapasitas silinder besar. Untuk mesin 1.300 cc misalnya, volume satu tetes bahan bakar mungkin cuma 0,1 ml. Sementara pada mesin 2.000 cc, 1 tetes bahan bakar bisa mencapai volume 0,2 ml. Jadi, jika kedua mesin sama-sama bekerja pada 2.000 RPM, mesin 4 tak 1.300 silinder hanya mengkonsumsi 0,4 l dan mesin 4 tak 2.000 cc menghabiskan 0,8 l bahan bakar.

Menggunakan Kecepatan Konstan

Kendaraan rata-rata hanya memerlukan 5 HP (Horse Power) pada kecepatan konstan di 50 Km/jam, dan lebih kurang 25 HP pada kecepatan 120 Km/jam (tenaga yang diperlukan semakin meningkat seiring dengan kecepatan kendaraan). Sisa tenaga yang ada pada mesin akan terpakai untuk akselerasi yang dilakukan si pengemudi. Oleh karena itu menjaga agar kecepatan tetap konstan akan membuat pemakaian tenaga dan bahan bakar menjadi hemat.

Selain itu, kecepatan tinggi juga memberi andil dalam pemborosan bahan bakar. Dalam dunia aerodinamika dikenal istilah hambatan angin. Makin kencang kendaraan dipacu, hambatan angin yang harus dilawan mesin kendaraan juga akan meningkat. Akibatnya terjadi konsumsi bahan bakar ekstra. Gangguan ini mulai terasa pada kecepatan 60 Km/jam ke atas. Pada kecepatan 80 Km/jam, diperlukan tambahan sekitar 15 persen bahan bakar untuk melawan hambatan angin. Bahan bakar ekstra ini meningkat lagi bila kecepatan mencapai 100 km/jam, yakni sebesar 35 persen.

Mengemudi di Jalanan Berbukit

Mengemudi di area perbukitan sangat penting untuk melakukan manajemen kecepatan. Usahakan pergerakan kendaraan dengan menggunakan tenaga yang kecil. Ini dapat dimungkinkan jika putaran RPM rendah, pertahankan agar kendaraan bergulir sedemikian rupa tanpa menggunakan RPM tinggi dan gigi rendah. RPM tinggi pada permukaan licin (off road) sering membuat cengkraman pada roda penggerak terlepas yang akhirnya membuat kendaraan tidak dapat mencapai permukaan yang lebih tinggi.

Menghindari Kemacetan Lalu Lintas

Dalam kemacetan, sekitar 20 persen waktu dari kerja mesin dihabiskan dalam 0 km/jam alias berhenti. Berhenti dengan mesin hidup sama artinya dengan membuang bahan bakar. Ketika kendaraan mulai diakselerasi (digas), mesin harus mengatasi gaya inersia yang timbul akibat percepatan dengan cara membakar bahan bakar tambahan. Namun, baru beberapa meter bergerak, kendaraan sudah harus mengalami deselerasi (direm) hingga berhenti kembali.

Pada waktu itulah sejumlah bahan bakar yang terlanjur meninggalkan tangki tidak akan terbakar dan terbuang secara percuma. Selain itu, sebagian pengendara juga meraung-raungkan mesin kendaraannya dan ada pula kecenderungan untuk akselerasi-deselerasi secara mendadak. Semua ini jelas akan membuang bahan bakar dengan percuma.

Melakukan Perlambatan dengan Halus

Usahakan untuk mengatur kecepatan kendaraan dan jarak dengan kendaraan di depan supaya bisa mengurangi pengereman yang tidak perlu. Mobil-mobil yang dibuat di atas tahun 2000 umumnya dilengkapi dengan sistem injeksi elektronik yang memiliki fuel cut off, yaitu kemampuan memutuskan pasokan bahan bakar ke ruang mesin saat melakukan perlambatan mesin (Engine Brake). Keuntungannya, seorang pengemudi dapat mengangkat pedal gas setiap saat perlambatan tanpa terlalu banyak dibantu dengan pengereman pada roda-roda. Pada kendaraan yang menggunakan karburator tanpa eletronik fuel cut off, saat melakukan perlambatan, lakukan dengan halus dan bertahap dengan gigi transmisi tetap masuk (tidak netral).

Menggunakan Teknik Menikung yang Benar

Menikung dengan benar dapat menghemat konsumsi bahan bakar. Pandangan jauh ke depan dan lakukan perlambatan sehalus mungkin. Jika diperkirakan kondisi aman lakukan perlambatan tanpa menggunakan pedal rem dan ambil jalur paling pendek, dengan demikian faktor reduksi rotasi roda kecil. Gunakan gigi rendah (engine brake), namun jika sudah melewati tikungan jangan menginjak gas terlalu besar. Cara mengemudi dengan kecepatan tinggi, mengerem tajam dan meningkung tajam selanjutnya berakselarasi dengan cepat (gaya racing) tidak saja akan meningkatkan pemakaian bahan bakar tetapi juga akan memperpendek umur komponen kendaraan.

Memperhatikan Aerodinamika Kendaraan

Pembuatan sebuah mobil akan melalui serangkaian ujian. Salah satunya adalah tes aerodinamika yang dilakukan melalui sebuah terowongan angin. Semakin kecil hambatan angin yang diperoleh oleh sebuah mobil, maka semakin hemat konsumsi bahan bakar kendaraan tersebut. Namun, terdapat hal-hal lain yang dapat mengganggu aerodinamika kendaraan. Terganggunya aerodinamika kendaraan akan mengakibatkan tahanan menjadi semakin besar dan tentu mengakibatkan konsumsi bahan bakar akan lebih besar pula.

Hal-hal yang dapat mengganggu aerodinamika kendaraan diantaranya seperti pemakaian ban dengan permukaan lebar, penempatan rak di atas kendaraan, membawa barang di luar kendaraan, membuka kaca pintu pada saat kecepatan tinggi. Hal-hal tersebut akan membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros. Selain itu, sebaiknya anda tidak membawa barang-barang yang tidak perlu. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin tinggi konsumsi bahan bakar yang diperlukan.

Menjaga Tekanan Angin Ban Kendaraan

Periksa tekanan angin setidaknya 2 minggu sekali. Pemeriksaan tekanan angin harus dilakukan dalam keadaan ban dingin atau dapat dilakukan paling jauh kurang dari 3 km jarak tempuh. Sesuaikan tekanan ban dengan standar yang direkomendasikan oleh pabrik. Biasanya tabel tekanan ban tertera di bagian dalam pintu depan kanan mobil. Sebaiknya anda menambahkan tekanan ban 1–2 psi di atas standar agar tekanan ban tidak segera turun mencapai tekanan di bawah standar. Langkah ini terbukti dapat menghemat bahan bakar hingga 10 persen.

Pada prinpsipnya, hambatan friksi permukaan ban dan permukaan jalan tidak terlalu besar, tekanan angin yang kurang 25 persen dari ukuran normal akan meningkatkan traksi roda sekitar 10 persen dan meningkatkan konsumsi bahan bakar sebesar 2 persen. Tetapi tekanan angin yang berlebih juga dapat membuat efek negatif. Traksi roda akan berkurang pada kecepatan tinggi. Jarak pengereman pun akan semakin panjang sehingga ketahanan komponen kaki–kaki kendaraan akan menjadi lebih singkat.

Melakukan Perawatan dan Pemeliharaan Kendaraan

Periksalah kendaraan anda secara berkala, jaga agar kendaraan anda selalu dalam kondisi optimal. Gantilah pelumas kendaraan sesuai menurut dengan buku manual kendaraan. Jaga agar aki tidak sampai kekurangan karena aki yang lemah akan membuat anda harus berusaha berulang kali untuk menghidupkan kendaraan yang tentunya akan menambah konsumsi bahan bakar. Pastikan pula tidak ada kebocoran pada tangki, pompa, dan pipa saluran bahan bakar agar tak ada bahan bakar yang terbuang percuma. Caranya, dengan memeriksa sambungan las, seal, dan kekencangan baut yang ada.


sumber


Pesan dari Author
Arga Wijaya Hardy

Terimakasih sudah membaca artikel dari blog ane gan. Semoga bermanfaat. Dan jangan lupa tinggalkan komentar agan

1 komentar:


Arsip Blog

Followers

Statistik