Bahasa Manusia Lahir di Afrika
Related Posts
Andrew Mogridge/stock.xchng
Menurut sebuah penelitian terbaru, Afrika merupakan tempat kelahiran beragam bahasa manusia.
Penelitian yang terbit di jurnal Science dan ditulis oleh Dr. Quentin Atkinson tersebut menyajikan bukti-bukti kuat bahwa bahasa manusia berasal dari Gurun Sahara di Afrika. Atkinson meneliti fonem pada 504 variasi bahasa yang ada di dunia saat ini.
Ia mendapati sejumlah besar fonem ada di Afrika. Jumlah itu menurun ketika jarak bertambah jauh dari Afrika. Hingga jumlah fonem paling kecil atau jarang, ditemukan Atkinson di Amerika Selatan dan pulau-pulau tropis di Pasifik.
Atkinson pun mencatat bahwa pola penyebaran fonem ini merupakan cerminan dari pola penyebaran berbagai gen manusia; aslinya bermula di Afrika, semakin berkurang ketika bangsa-bangsa manusia itu mulai berekpansi menjajaki wilayah selain Afrika.
Sementara penelitian lain oleh peneliti dari University of Auckland, yang dimuat dalam jurnal Nature, turut mendukung hal tersebut. Dengan metode komputasi yang diturunkan dari ilmu biologi, Profesor Russel Gray beserta timnya menganalisis bahwa sebenarnya setiap bahasa memiliki kecenderungan berubah, tergantung budaya dan lingkungan, bukan akibat faktor pikiran.
Penelitian yang terbit di jurnal Science dan ditulis oleh Dr. Quentin Atkinson tersebut menyajikan bukti-bukti kuat bahwa bahasa manusia berasal dari Gurun Sahara di Afrika. Atkinson meneliti fonem pada 504 variasi bahasa yang ada di dunia saat ini.
Ia mendapati sejumlah besar fonem ada di Afrika. Jumlah itu menurun ketika jarak bertambah jauh dari Afrika. Hingga jumlah fonem paling kecil atau jarang, ditemukan Atkinson di Amerika Selatan dan pulau-pulau tropis di Pasifik.
Atkinson pun mencatat bahwa pola penyebaran fonem ini merupakan cerminan dari pola penyebaran berbagai gen manusia; aslinya bermula di Afrika, semakin berkurang ketika bangsa-bangsa manusia itu mulai berekpansi menjajaki wilayah selain Afrika.
Sementara penelitian lain oleh peneliti dari University of Auckland, yang dimuat dalam jurnal Nature, turut mendukung hal tersebut. Dengan metode komputasi yang diturunkan dari ilmu biologi, Profesor Russel Gray beserta timnya menganalisis bahwa sebenarnya setiap bahasa memiliki kecenderungan berubah, tergantung budaya dan lingkungan, bukan akibat faktor pikiran.
Sumber
Tidak ada komentar: